PROPHETIC EDUCATION
Judul Buku: Prophetic Education “Kontekstualisasi Filsafat dan Budaya Profetik dalam Pendidikan”
Pengarang: Dr. Moh. Roqib, M.Ag.
Penerbit: STAIN Press PurwokertoUkuran: 15 x 23 cmCetakan: 1 Purwokerto, STAIN Press, April 2011
Halaman : xx + 390 halaman
buku prophetic education menjelaskan konsep pembelajaran secara profetik, pengertian,filosofis dan implikasinya. Buku ini memberikan penawaran model pendidikan yang tidak lepas dari budaya dan tradisi masyarakat Islam pada umumnya, buku ini juga menjelaskan pendidikan pada zaman nabi secara tekstual maupun kontekstual yang tidak lepas dari kehidupan modern dewasa ini.Buku ini terbagi menjadi 7 bab yaitu bab 1 pendahuluan, bab 2 filsafat dan budaya profetik, bab3 tradisi sebagai dasar pendidikan profetik,bab 4 kontekstualisasi pendidikan profetik, bab 5 pemikiranahmda thohari dalam paradigma profetik, bab 6 impliasi nilai pendidikan profetik, dan bab 7 yaitu penutup.
Pada bab pertama lebih ditekankan pada akar permasalahan pada pendidikan dewasa ini, yang dimana buku ini menjelaskan banyak informasi yang terjadi pada pendidikan dunia islam seperti informasi tentang Konferensi Internasional di Makkah tentang Pendidikan Muslim.
Yang dimana padakonferensi ini menghasilkan sebuah gerakan yang dinamakan “islamisasi ilmu pengetahuan”, dan sikap pro kontranya yang dipaparkan juga melalui analisis kritisdari Arkoun dan Fazlur Rahman yangmenganggap bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan ini sangat sulit untuk direalisasikan karena jika ilmutelah sampai pada titik akhir maka akan sesuai dengan kebenaran dan hukum alam yang berarti jugasesuai dengan Islam.
Pada bab pertama juga menjelaskan tentang moralitas kebudayaan yang mulaiminim yang diakibatkan oleh pengaruh modernisasi, pengaruh negatif modernisasi yang sudahmenjalar keseluruh elemen masyarakat dan sebagainya.
Pada bab kedua menjelaskan tentang pengertian, filsafat, budaya, pendidikan, danimpelementasi dari budaya profetik secara makna, kontekstual dan substansinya, pengetian profetik yang dipaparkan dalam buku ini sendiri memiliki banyak pengertian yang diambil dari pelbagai macamreferensi baik dari Al-Quran yang menjelaskan bahwa Nabi adalah Hamba Allah yang ideal seczarafisik dan psikis yang sudah berintegrasi dengan Allah dan Malaikat-Nya.
dan pada bab ini pula dijelaskan profetik secara filosofis yang sudah lama diperbincangkan oleh Ibnu Arabi dan Suhrawandidan memandingkan dengan filsafat barat dan yunani yang hanya mengukung diri dengan manusia danalam.
Pada proses pembahasan budaya, dijelaskan tentang pengertian budaya yang dilihat dari aspek kehidupan dan kemasyarakatannya baik secara individual maupun perkelompok dalam pembahasan ini juga menjelaskan kebudayaan barat yang terbuka secara bebas dan budaya indonesia yangmultikultural.dan pada proses pembahasan kebudayaan juga dijelaskan pilar transedensi, pilar liberalisasi dan pilar humanisasi. Sedangkan pada bentuk pendidikan profetik disini dijelaskan tentangfilasafat pendidikan profetik dan bentuk pendidikan profetik itu sendiri, dilanjutkan denganimplementasi dari kebudayaan profetik dan cara penerapan-penerapannya.
Pada bab ketiga menjelaskan tradisi sebagai dasar pendidikan profetik seperti tradisi dalammasyarakat beserta maknanya dan juga menjelaskan sastra sebagai simbol dari sebuah tradisi, lalusetelah menjelaskan tradisi dalam konteks masyarakat pada bab ini menjelaskan tradisi Islam dalammasyarakt yang terbagi menjadi tradisi islam santri, islam jaa, dan islam konvergensi yang dimana darimasing-masing tradisi memiliki keciri khasannya sendiri-sendiri, lalu setelah membahas tradisi dalam bentuk masyarakt umumnya dan masyarakat islam, disini juga dijelaskan sistem pendidikan profetik yang memuat tujuan pendidikan, materi pendidikan, pendidik (guru) pendidikan profetik, peserta didik,metode, media dan evaluasi pendidikan profetik.
Pada bab keempat yang menjelaskan kontekstualisasi pendidikan profetik, yang pertama kaliditawarkan adalah bagaimana pendidikan profetik bisa menjadikan maysarakat yang ideal melalui pemikiran-pemikiran yang sudah ada lalu memandang pendidikan profetik untuk mengembangkankebudayaan, yang dilihat dari fitrah manusia untuk pengembangan kebudayaan dan dilanjutkan tentang pendidikan profetik yang sebenarnya kritis terhadap kebudayaan yang telah ada, setelah mempelajari kontektualisasinya bab ini menawarkan model-model pendidikan yang ada melalu sistem profetik seperti pendidikan sosial-kerakyatan:homeschooling, pendidikan profetik inklusif-multikultural, pendidikan profetik integratif-interkonektif, pendidikan profetik berdasarkan Filsafat Gerak Kreatif, dan terakhir Pendidikan Profetik Edutainment Plus.
Dan dilanjutkan dengan pengembangan lembaga profetik baik secara pengertian macam-macam dan penggunaan masjidsebagai pusat pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi melalui pendidikan profetik.Pada bab kelima membahas tentang pemikiran Ahmad Thohari dalam Paradigma Politik.
Babini membahas biografi, pola pikir dan hasil karya-karya dari Ahmad Thohari dan pesan yang tersiratterhadap pendidikan profetik.Pada bab keenam lebih ditindak lanjutkan kepada implikasi nilai pendidikan profetik saecarakemasyarakatan dan proses sosialisasinya, bagaimana cara mendidik hingga penerapan langsungterhadap peserta didik yang sesuai dengan sifat-sifat kenabian.Pada bab ketujuh adlah hasil dari kesimpulan dari pembahasan-pembahsan yang telah dilaluidan disini juga terdapat saran-saran dari penulis dan harapan-harapn penulis tentang pendiidkan duniakhusunya di Indonesia.
Isi Resensi
•
Kelebihan dan Kekurangan
KelebihanBuku ini memiliki kekayaan informasi yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa yang sedangmencari informasi khususnya tentang kependidikan. Dalam hal ini, buku Prophetic Educationmenawarkan pendidikan dengan mengambil tradisi yang ada lalu dilakukan modernisasi model agar tetap update pada pendidikan zaman sekarang, bentuk penerapan dan kondisi yang sesuai dengan eramodern ini tapi tetapi mempertahankan hal-hal lama yang baik, dalam pandangan saya, buku ini bisamenjaga hal-hal yang konservatif yang masih baik dengan pembentukan modernisasi yang lebih baik.
Oleh karena itu buku ini patut dibaca untuk kalangan pendidik karena memiliki bobot yang sangat besar pada proses pendidikan yang akan datang.Kelemahan“Sempurnanya pada sebuah karya pasti memiliki celah yang menjadikan kesempurnaannyasemakin sempurna” walaupun pada setiap pembahasan terlihat berbelit-belit, akan tetapi kekurangan buku ini menjadi nilai tambah dalam proses pembahasan secara ilmiah.
•
Susunan Penyajian
dalam menyajikan karya ini, sang penulis mampu memberikan informasi secara valuable danmenarik terhadap para pembaca, bahkan penulis menyajikan ide-ide dan saran-saran kependidikan untuk kemajuan dunia pendidikan yang akan datang.
•
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang dipakai penulis merupakan bahasa ilmiah, karena memang buku ini disajikanuntuk kalangan pelajar dan para ahli pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri.
•
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Unsur Intrinsik Tema: PendidikanKeterkaitan Tema: Tema yang diusung dan pembahasan yang ada memiliki keterkaitan.Bahasa: bahasa yang dipakai adalah bahasa indonesia, bahasa asing, dan bahasa ilmiah.Unsur Ekstrinsik Sosial Agama:sesuai dengan judulnya buku ini memiliki keterkaitan dengan agama, karena tema yangdiusungnya sendiri merupakan kependidikan agama, dan pada pembahasannya sendiri banyak menampilkan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits.Sosial Budaya:dalam penulisan buku ini kehidupan sang penulis merupakan seorang dosen dan aktivis dari pelbagai organisasi, aktif dalam setiap acara dan kegiatan.